Tulisan Artikel
zakatDitulis pada hari Rabu, 26 Maret 2014 | 05:43 WIB | Oleh : Pepi Wildan Zakat secara etimologi merupakan bentuk isim masdar dari akar kata yang bermakna an-namā’(tumbuh), al-barakāh (barakah), at-tahārah (bersih), as-salāh (kebaikan), safwatu asy-Syā’i (jernihnya sesuatu)[1], dan al-madu (pujian)[2]. Pengertian zakat secara etimilogi ini terangkum dalam ayat:
خذمن أموالهم صدقة تطهّرهم وتزكّيهم بهاوصلّ عليهم[3]Ayat tersebut bermaksud bahwa zakat itu akan membersihkan, mensucikan dan menumbuhkan pahala orang yang melaksanakannya.[4] Adapun pengertian zakat secara terminologis, para ulama memberikan rumusan yang berbeda-beda, diantaranya adalah:
a. As-Sayyid Sabiq
اسم لما يخرجه الانسان من حقّ الله تعالى الى الفقراء وسميت زكاة لما يكون فيما من رجاء البركة وتزكية النّفس[5]
b. Abdurrahman Al –Jazāirī
الزكاة هو تمليك مال مخصوص لمستحقه بشرائط مخصوصة[6]
c. Muhammad Asy - Syaukani
الزكاة هو اعطاءجزء من النصاب الىفقير والىنحوه غير متصف بمانع شرعى يمنع من التصرف اليه[7]
d. Hasbi Ash Shiddieqy
Sebagian dari harta orang kaya yang telah ditentukan kadarnya oleh agama pada sebagian jenis harta dan telah ditentukan nisabnya pada sebagian jenis harta yang lain.[8]
Dari beberapa definisi ulama di atas dapat disimpulkan bahwa zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.[9]
Kata zakat dalam arti terminologi oleh al-Qur’an disebut 30 kali, yaitu 27 kali disebut dalam satu konteks dengan shalat, dan dari 30 kali sebutan tersebut, terdapat 8 sebutan yang berada pada surat-surat yang turun di Makkah dan sisanya berada pada surat-surat yang turun di Madinah.[10]
Dari beberapa ayat al-Qur’an, kata zakat banyak sekali yang dihubungkan dengan kata salat dan kita diperintahkan untuk melaksanakannya seperti yang terdapat dalam surat al-Muzzammil ayat 20, sebagai berikut:
واقيمواالصّلوة واتوزاالزّكوة وافرضواالله قرضاحسنا[11]
Di samping itu, al-Qur’an juga mengecam keras bagi orang yang tidak mau menunaikan perintah zakat tersebut, sebagaimana yang disinyalir dalam surat At- Taubah ayat 34, sebagai berikut:
والذّين يكنزون الذّهب والفضّة ولاينفقونهافىسبيل الله فبشّرهم بعذاب اليم[12]
Dengan demikian jelaslah bahwa zakat merupakan salah satu kewajiban atas semua umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh nas-nas al-Qur’an, al-Hadis dan Ijma ulama.
[1]Ibrahim, Anīs dkk, Al-Mu’jām al-Wasīt, (Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyah, t.t.), I: 498.
[2]Al-Alamah Ibnu Manzūr, Lisān al-‘Arab,(Beirut: Dār Lisan al-‘Arab, t.t.), II: 36.
[3]At-Taubah (9): 103.
[4]Wahbah az-Zuhailī, Zakat Kajian Berbagai Mazhab,alih bahasa Agus Effendi dan Burhanuddin Fanany, kata pengantar Jalaluddin Rahmat, (Bandung: PT.Remaja Rosda karya,1995), hlm. 83.
[5] As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dār al-kutub al-Araby, 1973), I: 276.
[6]Lebih lanjut al-Jazāirī memberikan keterangan pengertian tersebut di atas bahwa seseorang yang telah memiliki harta yang mencapai nisab zakat. Maka ia wajib memberikan harta zakatnya kepada yang berhak dengan cara menjadikan milik. Abdurrahman al-Jazāirī, Al-Fiqh ‘alā al-Mazāhib al-‘Arba’ah, (Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), I:536.
[7]Muhammad asy-Syaukani, Nail al-Autār,(Libanon: Dār al-Jail, t.t.), IV:169.
[8]Hasbi ash Shiddieqy, Zakat Sebagai Salah Satu Unsur Pembinaan Masyarakat Sejahtera, (Purwokerto: Matahari masa, 1969), hlm.11.
[9]Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, zakat Dan Wakaf, cet. ke-1 (Jakarta: UI Press, 1988), hlm. 39.
[10]Yusuf al-Qaradawi, Fiqh az-Zakāh, (Beirut: Muasassah al-Risalah, 1980), I: 39.
[11] Al-Muzzammil (73): 20.
[12] At-Taubah (9): 34 . Kategori : Religi | 1459 hits << Kembali ke Artikel |